Malam ini, Farid membuktikan bahwa ia adalah lelaki lembut hati. Masya Allah, Mama sampai terharu melihatnya.
Ceritanya, ia membawa celengan sapi *hadiah dari Tante Ida untuk sunatan Zaki* dan sebuah mainan di kedua tangannya. Sapi itu sudah dihibahkan Zaki ke Farid karena si bungsu memang mencintai hewan dengan sepenuh hatinya :-D
Karena sapinya cukup gendut sementara telapak tangan Farid sangat mungil, jatuhlah sapinya. Respon spontan Mama: "Nah, kaaannn... pecah, deh..."
Sedangkan respon spontan Farid, as always: "Oh sorry, Ma..."
Mama masih tercengang melihat sapi yang pecah berkeping-keping, pun sepertinya demikian dengan Farid. Tiba-tiba tangisnya pecah, menggema ke seluruh rumah hingga Abang datang.
Kami tertawa melihat tangisannya yang memilukan itu *maaf ya Farid...* sedangkan dia terus menangis terisak-isak. Bahkan hingga Abang selesai menyapu dan membuang pecahannya serta Ayah selesai mengepel lantai, Farid masih menangis. Sedihhh :-(
Dan tangisan yang hampir reda kembali pecah saat Abang menunjukkan pecahan terbesar seraya berkata, "Bye, Farid. Sapi rehat dulu, yaa..."
Ya Allah, jagalah fitrah anak-anak kami...
Jika mereka lembut hati sedari kecil, jangan biarkan kami merusak dan membuatnya menjadi keras...
Sebaliknya, bantulah kami untuk bisa menjaganya,
Aamiin...