Tuesday, 6 June 2023

Keyakinan

Sejak mengetahui informasi bahwa Abang akan KKN di ujung semester 4 ini, kami pun mulai mempersiapkan hati. Bersiap untuk tidak berjumpa dengan si sulung minimal 6 minggu. Kesibukan mas-mas kuliah yang kulihat makin hari makin padat itu pastinya akan menjeda jarak kami. 

Ah tak mengapa. Memang sudah saatnya. Dia sedang memperjuangkan masa depannya. 

Eh tapi kenapa ya rindu ini terasa tumbuh lebih cepat? 

Ma, baru bulan kemarin kita jumpa. Ujarnya seraya tertawa ketika kutanya pulang tidaknya week end ini.

Hihihi maafkan mamamu, ya Nak. Lebay memang. Tapi serius, saat mengingat kalian, air mata mama bisa tiba-tiba menetes.

Lalu kujalani setiap detik dengan penuh semangat. Seraya terus menjaga keyakinan dalam hati bahwa Allah akan memudahkan terkabulnya setiap harap kita. 

Hingga kemarin lusa, malam hari saat ia video call. 

"Ma, insyaAllah MMD diundur. Kalau benar Thariq bisa pulang."

Ya Allah, Allahu Akbar. Alhamdulillah... Terkabul doa mama, Bang. Allah Memang sebaik-baik tempat kita mengadukan perasaan.

"Makasih ya Nak."


Wednesday, 8 February 2023

Beginikah Rasanya Cinta Sepanjang Jalan Itu?

Saat aku kecil, pepatah 'kasih Ibu sepanjang jalan' seringkali digaungkan oleh guru-guru. Bahwa Ibu sangat mencintai anak-anaknya, sepanjang hidup mereka. Bahwa kasih sayang Ibu tak terukur oleh apa pun, tak mengharap balasan sedikit pun.

Aku, tak pernah membayangkan bahwa suatu waktu aku akan berada di titik ini: menjadi seorang Ibu.MasyaAllah, Allahu Akbar!

Aku kadang tak yakin, apakah aku sebaik gambaran tentang seorang Ibu yang dulu sering kudengar. Apakah aku telah menjalani peran dan tugasku dengan benar? Apakah aku yang terbaik bagi mereka? Aku tak tau dan tak mau bertanya pada anak-anakku. Aku takut mereka terbebani dengan pertanyaanku.

Tapi yang jelas, aku memiliki rasa sayang untuk mereka yang memang sulit untuk digambarkan.

Rasa sayang yang aku tak yakin, apakah benar sepanjang jalan seperti pepatah itu, karena aku tak mampu melukiskannya.

Aku hanya tahu, setiap membayangkan mereka hatiku menghangat. Hanya dengan memandang wajah mereka, ingatanku akan masa kecil mereka terpampang di depan mata lalu membuat senyumku mengembang dan mataku memanas. Dan setiap kuangkat tanganku untuk berdoa pada Tuhan yang telah mengamanahkan mereka pada kami, air mataku jatuh. Segala jenis kekhawatiran merebak di hatiku, menyebar ke otakku dan membuat doaku menderas. 

Kupintakan dengan detail semua kebaikan bagi mereka untuk melawan ketakutanku.Dan aku berharap, aku memiliki keistimewaan sebagaimana Ibunda orang-orang Sholih yang doa-doanya terkabul.

Lalu, apakah benar, ini cinta sepanjang jalan seperti kata pepatah? Mungkin hanya Allah saja yang tahu jawabannya. Karena aku yang dhoif ini pun tak tahu.--