Kemarin, kami berempat menjemput Abang di SMK Taman Mutiara Rini. Setelah melewati macet yang lumayan panjang, akhirnya kami berhasil juga merapat ke sekolah Thariq. Masih harus melalui macet yang agak panjang, mobil berjalan perlahan.
"Lihat! Banyak juga yang jalan kaki, ya, Yah!" teriak Mama sambil menunjuk belasan murid yang berjalan berjajar.
"Iya lah! Rumah mereka dekat sini, saja," tanggap Thariq.
"Mama dulu jalan kaki dari SMU 8 ke rumah Mbah di Polowijen, lho! Demi semangkuk bakso dan sebuah es krim. Kalian, Thariq... Zaki, harus bersyukur karena Ayah sudah cukupkan uang saku kalian!" nasihat Mama berapi-api.
"SMU 8 tuh di mana, Ma?" tanya Thariq.
"Di depan Matos, tuh. Jauh, kan? Kalau Mama enggak jalan, Mama engga bisa makan bakso. Mama jalan kakinya seminggu sekali," lanjut Mama dengan nada bangga.
"Berapa lama jalannya?" masih Thariq yang tanya sedangkan semua senyap.
"Lamalah! Sejam gitu, deh!" sahut Mama sambil tersenyum. Membayangkan perjalanan panjang waktu itu. "Mama masuk ke Brawijaya, terus lewat Soekarno Hatta, Blimbing, kampung-kampung sampai akhirnya ke rumah Mbah."
"Tapi kok lenganya yang besar, Ma? Kakinya tetap kecil?" celetukan Ayah membuyarkan semua kenangan syahdu.
Tawa Ayah pun pecah, sambil melirik Mama yang senyum-senyum malu Ayah terus tertawa.
"Yaaa, habis selain jalan jauh dulu Mama juga ngauh becak! Nyetir becak itu ternyata lebih berpengaruh pada tubuh Mama, hahahaha!" *ga tahan juga tertawa
Hmm, sore yang indah. Semoga keluarga kecil ini, terus bahagia dan kelak dapat berkumpul di JannahNya, aamiin...
No comments:
Post a Comment