Sebuah nilai yang kudapat dari Bapak, ingin kutanamkan pada putera-puteraku. Nilai baik tentang menghormati buku.
Sudah agak lama kulihat buku anak-anak kurang rapi. Ada yang tertekuk ujungnya, atau dicoret sana sini. Tak jarang kulihat buku-buku itu tergeletak di bawah. Terlangkahi, bahkan terinjak.
Zaman aku kecil dulu, hal itu tak akan pernah boleh terjadi. Bapak menjadi orang pertama yang melarangnya. Menasihati kami panjang lebar soal ini. Maka kemarin, ketika kulihat buku-buku kembali berjejalan di rak, menumpuk seperti tak berharga, terlipat-lipat di dalam tas... Aku teringat pesan-pesan Bapak.
"Zaki, coba bukunya dirapikan. Jangan terlipat-lipat macam ni. Jangan besepah. Buku hatus dihormati sebab ada ilmu di dalamnya. Buatnya susah. Yang buat pun orang berilmu. Jika Zaki menghargai buku, insyaAllah, Allah akan mudahkan Zaki menyerap ilmu. Jadi cemerlang, "nasihatku panjang lebar.
Alhamdulillah Zaki nurut. Dikeluarkan semua buku. Diluruskan, dirapikan, disusun.
Thariq, tanpa diminta juga langsung bergerak. MasyaAllah.
Langkah kecil ini, Nak... Semoga menjadi perantara, hingga Allah berkahi kalian dengan ilmu yabg manfaat, bagi diri kalian sendiri... Agama... Bangsa dan negara. Aamiin.
Wednesday, 29 March 2017
Monday, 27 March 2017
Pesta Ayam Krispi a la KFC
Selasa pagi dan tanggal merah, sepertinya sesuai untuk memberi anak-anak suasana pesta. Eh, bukan pesta seperti yang mainstream di benak orang. Tapi pesta dalam artian, membanjiri anak-anak dengan makanan kesukaan.
Sejak pindah ke Indonesia setahun lalu, saya jarang sekali memasak ayam negeri. Entah, saya pun tak tahu alasannya. Alhasil, anak-anak beberapa kali menyatakan kerinduannya pada jenis lauk satu itu. Alih-alih memenuhi keinginan mereka, saya malah rajin beli ikan hahaha. Tapi ada baiknya juga. Thariq yang awalnya sama sekali ga suka ikan, belakangan mau dan bisa makan jenis ikan apa pun. Dengan catatan: durinya sedikit. Hehe.
Daaannnn pagi ini saya beli 5kg ayam. 3 fillet dada ayam, 1 kg paha dipotong kecil dan 1 kg paha bawah. Maka, tiba-tiba sudah ada marinate paha ayam potong kecil untuk digoreng krispi. Dan sewajan paha ayam bumbu kecap Alhamdulillah 😊
Thariq yang sibuk beli bahan untuk bumbu, siap dengan sepiringng nasi dan mendapat kesempatan makan pertama kali. Wahhhh, senangnyaaaa Abang.
Biar ga lupa, berikut resepnya yaaaa. Saya dapat resep asli dari Mbak Ricke, dengan beberapa modifikasi.
Langkah pertama
Cuci bersih 1 kg paha ayam yang sudah dipotong kecil
Marinate selama 1 jam dengan bawang putih powder, 3 sdt garam, 1 sdt gula, merica. Remas2 sampai tercampur rata.
Beberapa potong saya tambahkan cabe bubuk.
Siapkan bahan celup:
1butir telor yang dikocok lepas, 1sdt royco, 250ml air.
Tepungnya:
600gr terigu serba guna
2 sdt royco
1sdt garam
2 sdm tepung sagu
1 sdt merica
1/2 sdt pala bubuk
Aduk rata sampai tercampur sempurna. Boleh ditambah merica hitam bubuk.
Nah, sekarang tinggal goreng. Masukkanaayamsatu per satu ke tepung tipis2, celup ke bahan celupan, masukkan terigu lagi tapi diremas2 sampai ada kesan keriting. Goreng di minyak panas dengan apu kecil, dengan cara deep frying.
Sudah deh... Alhamdulillah, anak-anak senaaaang sekali. Semoga barakah untuk yang makan, aamiin...
Selamat liburaaaan...
Sejak pindah ke Indonesia setahun lalu, saya jarang sekali memasak ayam negeri. Entah, saya pun tak tahu alasannya. Alhasil, anak-anak beberapa kali menyatakan kerinduannya pada jenis lauk satu itu. Alih-alih memenuhi keinginan mereka, saya malah rajin beli ikan hahaha. Tapi ada baiknya juga. Thariq yang awalnya sama sekali ga suka ikan, belakangan mau dan bisa makan jenis ikan apa pun. Dengan catatan: durinya sedikit. Hehe.
Daaannnn pagi ini saya beli 5kg ayam. 3 fillet dada ayam, 1 kg paha dipotong kecil dan 1 kg paha bawah. Maka, tiba-tiba sudah ada marinate paha ayam potong kecil untuk digoreng krispi. Dan sewajan paha ayam bumbu kecap Alhamdulillah 😊
Thariq yang sibuk beli bahan untuk bumbu, siap dengan sepiringng nasi dan mendapat kesempatan makan pertama kali. Wahhhh, senangnyaaaa Abang.
Biar ga lupa, berikut resepnya yaaaa. Saya dapat resep asli dari Mbak Ricke, dengan beberapa modifikasi.
Langkah pertama
Cuci bersih 1 kg paha ayam yang sudah dipotong kecil
Marinate selama 1 jam dengan bawang putih powder, 3 sdt garam, 1 sdt gula, merica. Remas2 sampai tercampur rata.
Beberapa potong saya tambahkan cabe bubuk.
Siapkan bahan celup:
1butir telor yang dikocok lepas, 1sdt royco, 250ml air.
Tepungnya:
600gr terigu serba guna
2 sdt royco
1sdt garam
2 sdm tepung sagu
1 sdt merica
1/2 sdt pala bubuk
Aduk rata sampai tercampur sempurna. Boleh ditambah merica hitam bubuk.
Nah, sekarang tinggal goreng. Masukkanaayamsatu per satu ke tepung tipis2, celup ke bahan celupan, masukkan terigu lagi tapi diremas2 sampai ada kesan keriting. Goreng di minyak panas dengan apu kecil, dengan cara deep frying.
Sudah deh... Alhamdulillah, anak-anak senaaaang sekali. Semoga barakah untuk yang makan, aamiin...
Selamat liburaaaan...
Monday, 20 March 2017
Kejutan Manis di Sabtu Pagi dan Nasi Tumpeng
Sabtu yang sibuk. Rencananya aku diikutkan lomba menghias tumpeng di tempat mengaji. Dari beberapa menu yang ditawarkan, aku mengambil tugas menyediakan nasi kuning untuk tumpeng.
Maka pagi itu, kubangunkan anak-anak untuk pergi ke pasar membeli santan, beras ketan dan daun. Tapi, setelah dipikir-pikir... kuputuskan untuk membeli keperluan tumpeng di Rumah Sayur aja. Dekat, tidak macet, tinggal jalan kaki.
Segera mereka bersiap, kami pun jalan menuju rumah sayur. Cerita sepanjang jalan membuat letih tak kami rasa. Singkat cerita, kami mendapat semua yang diperlukan: daun, sebutir kelapa, satu pack kara untuk jaga-jaga jika santan kurang, dan beras ketan setengah kilo.
Di tengah jalan, kami sempat mampir beli kue di Bu Heri dan memetik daun jambu untuk merebus bunga pepaya.
Sesampai di rumah, kudapati sebuah berita bahagia dari wa. Proposal Hibah Ristek Dikti si Ayah diterima. Alhamdulillah.
Kusampaikan berita bahagia itu pada Thariq, yang sejak awal kumintai doa. Kami bersyukur bersama.
Pukul tujuh lebih, aku mulai bekerja. Merendam ketan, mencuci beras dan beres-beres dapur. Untuk tumpeng kali ini aku memasak 1,6kg beras pulen cap ikan koi yang kubeli khusus dari pasar Ngunut, 400 gram ketan yang direndam 30 menit, 1 butir kelapa yang diblender bersama 6 buir kunyit lalu dijadikan 2,4 liter santan.
Setelah beras dan ketan siap, segera kukukus sampai setengah matang.
Sementara mengukus, aku merebus santan. Kutambahkan 4,5 sdt garam halus, 4 ruas serai dan 8 lembar daun salam. Setelah mendidih, segera kutuang ke nasi setengah matang yang sebelumnya sudah kuletakkan di dandang besar. Perlaha kuaduk sampai rata. Seraya menunggu santan meresap, kurebus air untuk mengukus aron nasi kuning.
Tiba-tiba HPku berbunyi. Sebuah pesan masuk. Dari Mas.
Lagu. Sekian MB, yag setelah kudownload adalah You Raise Me Up-nya Pak Josh Groban.
Duh, meleleh rasanya. Dengan ge er memenuhi dada, kuperkirakan suamiku itu sedang melow mengenang beberapa minggu ke belakang. Bahwa aku seringkali membesarkan hatinya yang kadang galau soal PPTI ini.
Seperti seminggu lalu saat ia pulang ke rumah.
"Kok Ristek belum ada kabar, ya, Ma? Jadi dapat, gak ya?"
"APBN memang gitu, Ayah. Sabar aja. Dia harus melewati prosedur yang panjang untuk disetujui. InsyaAllah dapat," hiburku.
Ia mengangguk ragu, kala itu.
Dan pagi ini, ketika berita gembira yang ditunggu datang, ia sepertinya mengingat semua itu.
Ayah kenapa kirim lagu ini? Tanyaku via wa.
Gpp
Terharu dengernya
Lagi buka-buka youtube
Ko bagus
Terus cari mp3
Lagu Josh Groban lama
Seertinya sesuai untuk Mama *emoticon senyum dan love*
Mama dah ge er aja. Kebayang ayah yang nyanyi
*Emot love banyak banget*
Ayah ga bisa nyanyi lah
Mama ge er ya hahaha *emoticon capedeh :)*
Cm sesuai lah dengan mama lagunya
Sesuai gimana
Ya sesuai
Coba uraikan
Support mama ke ayah
Ahhh, ternyatamama ga ge er
Alhamdulillah *emot cintaaa haha*
Ga lah
Mmg spt itu
Aamiin insyaAllah
Tanpa mama... apalah ayah ini
I feel so strong with U
dan seterusya berlanjut jadi candaan geje gitu de...
Laluuuuu, capek karena membuat nasi kuning pun langsung menguap. Dengan penuh semangat, kubuatkan anak-anak telor mata sapi dengan bumbu pizza. Kubersihkan dapur hingga mengkilat, membereskan semua yang berantakan di rumah hingga kinclong, dll... dll. Semua terasa ringan dan mudah dilakukan. Ibarat HP, pujian Mas pagi itu membuat bateraiku penuh. Kayaknya ga perlu dicharge sampai ketemu lagi, insyaAllah 19 hari ke depan, hahaha... lebay? Biarin.
Oh iyaaa... Jika nasi sudah keket, alias menyatu betul dengan santan, jangan lupa mengukusnya selama satu jam, ya. Biar ga mudah basi.
Setelah masak, segera masukkan cetakan dengan cara ditekan-tekan sampai padat. Biar nasi mudah dilepaskan dari cetakan, boleh juga oleskan minyak tipis-tipis merata ke cetakannya. Maka, ketika tumpeng dibalik, Thariq dan aku teriak panjaaaaaang, serupa paduan suara.
Alhamdulillah, inilah penampakan tumpengnya saat keluar dari cetakan:-)
Lumayanlah, cantik... hihihi *dipuji sendiri*
Dan begitulah saudara-saudara... Setelah 16 tahun membersamainya, aku merasa kian ngeblend dengan si dia. Kesedihannya adalah milikku. Penatnya kurasa di tubuh dan jiwaku. Tak jarang, aku sudah mengirimnya kabar sesaat sebelum ia melakukannya.
"Baru saja mau wa mama, eh... udah keduluan." --> biasanya begini komentarnya hehe.
Dan kutangapi dengan menggodanya, "Mata hatiku tajem, lho. Makanya hati-hati, jangan macem-macem. Aku bisa rasa."
Alhamdulillah... Untuk semua ini, hanya pada Yang Mahapenyayang syukur ini saya panjatkan. Jika tidak karenaNya, tentulah tak akan sampai kesadaran itu di hatinya.
Semoga Allah senantiasa menjaga cinta kami, terus bermekaran hingga JannahNya nanti, aamiin.
Salam tumpeng hihi.
Maka pagi itu, kubangunkan anak-anak untuk pergi ke pasar membeli santan, beras ketan dan daun. Tapi, setelah dipikir-pikir... kuputuskan untuk membeli keperluan tumpeng di Rumah Sayur aja. Dekat, tidak macet, tinggal jalan kaki.
Segera mereka bersiap, kami pun jalan menuju rumah sayur. Cerita sepanjang jalan membuat letih tak kami rasa. Singkat cerita, kami mendapat semua yang diperlukan: daun, sebutir kelapa, satu pack kara untuk jaga-jaga jika santan kurang, dan beras ketan setengah kilo.
Di tengah jalan, kami sempat mampir beli kue di Bu Heri dan memetik daun jambu untuk merebus bunga pepaya.
Sesampai di rumah, kudapati sebuah berita bahagia dari wa. Proposal Hibah Ristek Dikti si Ayah diterima. Alhamdulillah.
Kusampaikan berita bahagia itu pada Thariq, yang sejak awal kumintai doa. Kami bersyukur bersama.
Pukul tujuh lebih, aku mulai bekerja. Merendam ketan, mencuci beras dan beres-beres dapur. Untuk tumpeng kali ini aku memasak 1,6kg beras pulen cap ikan koi yang kubeli khusus dari pasar Ngunut, 400 gram ketan yang direndam 30 menit, 1 butir kelapa yang diblender bersama 6 buir kunyit lalu dijadikan 2,4 liter santan.
Setelah beras dan ketan siap, segera kukukus sampai setengah matang.
Sementara mengukus, aku merebus santan. Kutambahkan 4,5 sdt garam halus, 4 ruas serai dan 8 lembar daun salam. Setelah mendidih, segera kutuang ke nasi setengah matang yang sebelumnya sudah kuletakkan di dandang besar. Perlaha kuaduk sampai rata. Seraya menunggu santan meresap, kurebus air untuk mengukus aron nasi kuning.
Tiba-tiba HPku berbunyi. Sebuah pesan masuk. Dari Mas.
Lagu. Sekian MB, yag setelah kudownload adalah You Raise Me Up-nya Pak Josh Groban.
Duh, meleleh rasanya. Dengan ge er memenuhi dada, kuperkirakan suamiku itu sedang melow mengenang beberapa minggu ke belakang. Bahwa aku seringkali membesarkan hatinya yang kadang galau soal PPTI ini.
Seperti seminggu lalu saat ia pulang ke rumah.
"Kok Ristek belum ada kabar, ya, Ma? Jadi dapat, gak ya?"
"APBN memang gitu, Ayah. Sabar aja. Dia harus melewati prosedur yang panjang untuk disetujui. InsyaAllah dapat," hiburku.
Ia mengangguk ragu, kala itu.
Dan pagi ini, ketika berita gembira yang ditunggu datang, ia sepertinya mengingat semua itu.
Ayah kenapa kirim lagu ini? Tanyaku via wa.
Gpp
Terharu dengernya
Lagi buka-buka youtube
Ko bagus
Terus cari mp3
Lagu Josh Groban lama
Seertinya sesuai untuk Mama *emoticon senyum dan love*
Mama dah ge er aja. Kebayang ayah yang nyanyi
*Emot love banyak banget*
Ayah ga bisa nyanyi lah
Mama ge er ya hahaha *emoticon capedeh :)*
Cm sesuai lah dengan mama lagunya
Sesuai gimana
Ya sesuai
Coba uraikan
Support mama ke ayah
Ahhh, ternyatamama ga ge er
Alhamdulillah *emot cintaaa haha*
Ga lah
Mmg spt itu
Aamiin insyaAllah
Tanpa mama... apalah ayah ini
I feel so strong with U
dan seterusya berlanjut jadi candaan geje gitu de...
Laluuuuu, capek karena membuat nasi kuning pun langsung menguap. Dengan penuh semangat, kubuatkan anak-anak telor mata sapi dengan bumbu pizza. Kubersihkan dapur hingga mengkilat, membereskan semua yang berantakan di rumah hingga kinclong, dll... dll. Semua terasa ringan dan mudah dilakukan. Ibarat HP, pujian Mas pagi itu membuat bateraiku penuh. Kayaknya ga perlu dicharge sampai ketemu lagi, insyaAllah 19 hari ke depan, hahaha... lebay? Biarin.
Oh iyaaa... Jika nasi sudah keket, alias menyatu betul dengan santan, jangan lupa mengukusnya selama satu jam, ya. Biar ga mudah basi.
Setelah masak, segera masukkan cetakan dengan cara ditekan-tekan sampai padat. Biar nasi mudah dilepaskan dari cetakan, boleh juga oleskan minyak tipis-tipis merata ke cetakannya. Maka, ketika tumpeng dibalik, Thariq dan aku teriak panjaaaaaang, serupa paduan suara.
Alhamdulillah, inilah penampakan tumpengnya saat keluar dari cetakan:-)
Lumayanlah, cantik... hihihi *dipuji sendiri*
Dan begitulah saudara-saudara... Setelah 16 tahun membersamainya, aku merasa kian ngeblend dengan si dia. Kesedihannya adalah milikku. Penatnya kurasa di tubuh dan jiwaku. Tak jarang, aku sudah mengirimnya kabar sesaat sebelum ia melakukannya.
"Baru saja mau wa mama, eh... udah keduluan." --> biasanya begini komentarnya hehe.
Dan kutangapi dengan menggodanya, "Mata hatiku tajem, lho. Makanya hati-hati, jangan macem-macem. Aku bisa rasa."
Alhamdulillah... Untuk semua ini, hanya pada Yang Mahapenyayang syukur ini saya panjatkan. Jika tidak karenaNya, tentulah tak akan sampai kesadaran itu di hatinya.
Semoga Allah senantiasa menjaga cinta kami, terus bermekaran hingga JannahNya nanti, aamiin.
Salam tumpeng hihi.
Subscribe to:
Posts (Atom)