Monday, 12 October 2015

Kerajaan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan pada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qotadah, dari ‘Abbas Al Jusyamiydari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)” (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, dan Ahmad 2/299).

Hampir pukul sebelas malam. Kulangkahkan kaki menuju kamar anak-anak dan kudapati keduanya sedang melafalkan Surah Al Mulk, yang sudah mereka hafal sejak awal tahun ini.

Masya Allah. Betapa haru hati ini. Allahku, jagalah mereka. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah, manusia yang paling Engkau cintai, berikanlah syafa'at kepada mereka dan muliakanlah mereka, aamiin.

Beberapa hari ini, Abang agak rewel karena Zaki selalu tidur di kamarnya. Ah, Nak. Andai kalian tahu, masa-masa kebersamaan ini akan kalian rindukan suatu hari, ketika kalian besar nanti, pasti kalian tak ingin berpisah satu sama lain. Pasti kalian akan selalu ingin bermain bersama-sama.

Selagi kecil, rajutlah kenangan indah untuk bekal kalian membesar nanti.

Hmm, mengingat anak-anak memang akan selalu menyisakan tarikan senyum di bibir kita. Semoga kita dikaruniai anak-anak sholih, yang kelak akan menjadi penyambung amal ketika kita sudah tak lagi ada di dunia ini, aamiin.

Hari ini, tak ada masakan istimewa. Tapi belakangan ada pesanan beberapa kali. Nah, kita upload resep lemper saja, ya.

Bahan:
1 kg beras ketan, cuci bersih, rendam sepuluh menit atau sampai bisa dipatahkan, tiriskan.
Didihkan:
500 ml air
Santan RM 2, beli di mas (sepertinya dari sebutir kelapa, sebab santannya kentaaal banget).
1 sdt agak munjung garam
8 lembar daun salam
Setelah mendidih, masukkan beras ketan dan kecilkan api. Sesekali aduk biar tidak berkerak. Setelah santan terserap habis, angkat dan matikan api #haha, ya iyalah. Ga efektif banget nih kalimat :-)
Isi:
1,5 dada ayam utuh (beli yang dagingnya doang), kukus, suwir halus, sisihkan
Bumbu haluskan:
8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
5 butir kemiri sangrai
1,5 sdm ketumbar sangrai
gula garam dan asam secukupnya. Intinya, rasanya tuh cenderung manis asem. Tapi asinnya harus pas, ya. 
Caranya:
Tumis bumbu halus, tambahkan daun jeruk dan salam, masak sampai wangi
Masukkan ayam, aduk rata
Masukkan santan, aduk terus sampai santan habis dan isi kering. Eits, tapi jangan sampai gosong ya.
Sisihkan.

Sediakan daun yang cantik, bakar di atas api kecil sampai layu dan potong dengan ukuran sama, Di sini, seringgit daun cuma bisa dipakai untuk 10 biji lemper, hiks. Mahalnyaa... Di kampung mah, cukup metik ke kebun Ibu Tulung Agung atau Yang Mi di samping rumah Polowijen. 
Finishing:
Bungkus dua telapak tangan dengan plastik
Ambil segenggam ketan pipihkan
Ambil ayam suwir secukupnya. Kata saya, ayam ini ga boleh terlalu sedikit, ntar ngga berasa. Tapi juga ga boleh kebanyakan, ntar eneg. 
Lonjongkan dengan posisi isi ga boleh terlihat dari luar
Rapikan
Bungkus di daun seperti membungkus arem-arem *nah loh, susah ngejelasinnya :-)
Boleh disemat dengan lidi atau pakai stapler. Tapi untuk stapler harus hati-hati nih, jangan sampai jatuh ke ketan, ya. 
Jadi deh... selamat mencoba :-)

No comments:

Post a Comment