Rindu seorang hamba pada kesholihan masa lalu, saat ia dekat dengan Sang Maha Perindu
Hari ini, aku belajar tentang arti cinta
Cinta yang terjalin karena Sang Mahacinta
Yang menyatukan hati dua muslimah yang sebelumnya tak pernah berjumpa,
hingga dekat begitu rupa
Maka Allahku,
Kumohon, jagalah kami agar senantiasa berada di jalanMu
Jagalah kami agar senantiasa mencintai dan dicintaiMu
Agar kami tak tersiksa oleh rindu,
seperti halnya ia, nun jauh di sana
Dan panggillah ia kembali ke jalanMu,
agar rindu yang buncah di hatinya,
menemui muara indah
bersamaMu,
Aamiin
_____________________________________________________
Hiks, jadi sedih. Whatapps-an sama seorang sahabat membuat kami berdua menangis malam ini. Yang sabar ya sahabat... doaku bersamamu.
Oh iya, beberapa hari lalu, saya mendapat amanah untuk membereskan sekresek mangga menjadi asinan. Wahh, tantangan nih hihihi.
Hari minggu, seorang teman dari Jakarta bersama kawan-kawannya berkenan mampir ke rumah. Dan esok lusanya, Bunda Pipiet pun berkenan menginap di rumah. Maka proyek mangga pun tertunda.
Alhamdulillah semalam, setelah diajak jalan-jalan sama Pak Satria dan anak-anaknya, saya kuatkan hati untuk mengurus si mangga. Sudah malu banget sama yang nganter kemari, hehehe.
Maka beginilah resepnya, :-)

Sekresek mangga, cuci bersih, kupas, potong-potong.
Rebus bersama 400ml air: 185 gram cabe merah besar (sisa pesanan lontong sayur masa itu haha) yang sudah dicuci dan diblender halus, 350 gram gula pasir, 1,25 sdm garam halus.
Rebus sampai beberapa lama agar bau cabe mentahnya ilang.
Angkat, diamkan beberapa saat.
Kucuri dua buah jeruk nipis ukuran besar (jeruknya dipukul-pukul dulu agar airnya buanyak)
Saring dam masukkan ke dalam wadah.
Masukkan irisan mangga.
Diamkan sampai suhu ruang dan masukkan ke kulkas.
Alhamdulillah, pagi tadi dah siap untuk dimakan. Kata Mbak Artha dan Bu Tuti asinannya enak. Masya Allah, Alhamdulillah. Padahal awalnya ga pede bikinnya, hihihi.
Selamat mencobaaa <3
No comments:
Post a Comment