Monday, 27 October 2014

Tiwul Ayu

Waktu saya remaja dulu, kira-kira kelas dua SMU, Rikha adik perempuan saya satu-satunya (emang adik cuma dua, satu lelaki satu perempuan hihi), suka membuat kue ini. Tiwul ayu namanya. Rikha dapat resep dari gurunya di SMP 5.

Saya sendiri sudah lupa rasanya. Apakah tiwul ayu Rikha sama dengan tiwul ayu ini, :-)
Tapi yang jelas, belasan tahun lalu, saya tidak mau ikut-ikutan membantu. Alasannya satu, setiap saya membantu hasilnya pasti menyedihkan. Entah kuenya bantat, ga mekar atau apalah, yang jelas gagal.

Herannya, ketika saya sudah menceburi profesi ini, Alhamdulillah setiap resep yang saya coba selalu sukses. Alhamdulillah. Siapa yang menolong jika bukan Allah, ya? Makasih, Ya Allah...

Tiwul ayu termasuk jenis kue yang banyak dipesan. Biasanya sih untuk hadiah, ya. Berbeda dengan brownies yang minta dipotongkan sekali, pemesan tiwul ayu mintanya gelondongan begitu saja. Mungkin karena bentuknya cantik, ya. Kan pakai loyang loaf. Mana hasilnya mengembang, jadi tampak tinggi dan kokoh, :-)

Eits, apa itu istilah di atas? Gelondongan? Hihihi, jadi ingat istilah dana APBN. Ada istilah dana gelondongan, yaitu total dana yang diperoleh sebuah lembaga. Aih, kenapa tiba-tiba rindu ngelembur ngerjakan angka begini, ya? --> pikiran melayang ke kantor di Bandung

Woi, bangun, Budheee! Mana resepnya?

Oh iyaaa, ini resep tiwul ayunya, ya. Monggo dicatat dan dipraktekkan.

Bahan-bahan:
200 gram gula merah sisir
50 gram gula pasir
1 sdm ovalet
5 butir telur size B
100ml santan kental (boleh diganti evaporated milk)
300 gram terigu

100 gram gula merah sisir

setengah butir kelapa setengah tua, parut memanjang dan taburi garam secukupnya, kukus, sisihkan.

Cara membuat:
1. Olesi loyang dengan margarin sampai rata, sisihkan.
2. Mixer telor, gula merah, gula pasir dan ovalet sampai putih berjejak.
3. Tambahkan terigu dan santan secara bergantian sedikit demi sedikit. Aduk rata.
4. Tuang ke dalam loyang sampai setengahnya, taburi tengahnya dengan gula merah sisir, tutup kembali dengan adonan sampai penuh.
5. Kukus dengan api sedang selama 30 menit. Biasanya saya tambahkan 10 menit lagi biar tanak dan ga cepat basi.
6. Angkat dari kukusan. Tunggu dingin sebelum dilepas dari cetakan.
7. Makan dengan taburan kelapa parut.

Eh, ini kue favorit baby kami, lhooo. Baby? Hah, Farid maksudnya. Dia suka menyebut dirinya baby, :-D

Selamat mencobaaa...
Salam hangat,

Ar

No comments:

Post a Comment