Sudah lama sekali ingin menulis di blog ini lagi. Ya, sejak pertengahan Maret, anak-anak diliburkan karena pandemi yang melanda. Tak pernah kami duga sebelumnya jika kami akan melewati masa-masa bersama, selalu, di dalam rumah.
Exciting? Pastinya. Bayangkan, sejak akhir 2015 kami jarang sekali bersama.
Ayah mengajar di Bandung, setidaknya 400km dari rumah. Datang setiap 10 hari sekali, bertahan di rumah selama 5 hari dan begitu seterusnya. Abang dan Mas sibuk sekolah dari pagi sampai sore. Bahkan sejak masuk Smanti, Abang soooo busyyy. Diantar paling pagi dan pulang by Gojek paling malam: jam 8, 8.30 bahkan beberapa kali lebih malam dari itu. Selain sekolah, futsal, SKI, Abang juga les di GO. Terkadang dia juga ngopi bareng genkπ
Jadi sering-seringnya hanya Farid dan mama yang banyak menghabiskan masa di rumah ini. Itupun belakangan Farid mulai sibuk karate dan les English. Duh, budak kicik ini, suka sekali les katanya π
Pokoknya akhir-akhir ini mama merindukan masa-masa saat terus bersama seperti di JB dulu.
Lalu tibalah masa pandemi ini. Ayah wfh. Abang dan adik-adiknya SFH. Mama speechless. Alhamdulillah ala kulli hal. Betapa Allah Mahalembut, mengabulkan ingin hati mama.
"Allah mudahkan Ayah menebus waktu, ya Ma. Hingga bisa bersama anak-anak dan Mama lagi," ujar Ayah suatu hari. Aku tersenyum.
Allahu Akbar!
Maka tiga bulan kemarin menjadi masa-masa yang tak akan pernah terlupakan. Saat-saat awal diwarnai dengan kesibukan menggila di dapur karena makanan cepat sekali habis πππ
Mama pun mengeluarkan segala resep makanan agar seluruh anggota keluarga selalu semangat. Ayah memastikan persediaan buah tak pernah telat karena katanya buah bisa meningkatkan imunitas.
Alhamdulillah, masa pandemi ini segala bisa dibeli dengan mudah melalui pasar online. Paprika yang pernah sekilo 50 ribu mendadak menjadi 17ribu saja. Daging slice mudah didapat hingga bisa membuat beef teriyaki. Ikan kakap hitam mudah didapat. Daging Mbak Ami dan ayam kampung pun bisa didapat dengan wa. Mama juga mendapat link pemasok sayuran organik. Tukang sayur keliling pun siap dengan berbagai jenis sayur yang awalnya hanya Mama dapat di pasar Oro-oro Dowo.
Alhamdulillah... syukur pada Allah.
Salah satu pencapaian mama adalah berhasil membuat bihun goreng. Pencapaian? Iyaa, sebab selama ini selalu gagal wkwkwkw. Ok, berikut resepnya yaa.
Bahan:
1 pack bihun jagung. Yup, ternyata bihun jagung ini tahan banting. Tak mudah patah seperti bihun beras.
3 butir telur, buat orak arik
Sosis jika suka
Sayuran hijau: boleh pokcoy atau lainnya. Kadang Mama juga mengikutsertakan jamur, paprika dll
Rebus bihun dalam air mendidih sampai lunak, tiriskan, siram di bawah air mengalir sampai bihun dingin.
Tumis:
3 atau 4 butir bawang putih geprek
1 atau 2 butir bawang merah iris
1 bawang bombay iris
Setelah bawang harum, masukkan garam, gula dan merica, aduk-aduk. Tambahkan kecap, saus tiram, saus tomat, kecap asin dan minyak wijen.Aduk-aduk, masukkan bihun,orak arik telor, bawang daun dan sayuran. Aduk rata. Cicip rasa.
Biasanya bagian ini Mama akan memanggil Abang. Mama males ngincip masakan sendiri hihihi.
Setelah semua pas, angkat dan sajikan dengan taburan bawang goreng dan seledri.
No comments:
Post a Comment